Langsung ke konten utama

Postingan

Bertahan Tak Semudah Menyerah

Udara dingin di langit cimahi berhembus ke dalam rumah yang dihuni oleh tiga orang. Seorang lelaki yang memasrahkan hidupnya kepada takdir Allah, seorang lagi yang kepalanya penuh dengan ide bisnis dan cara memperjuangkan organisasinya, dan terakhir adalah seorang lelaki yang begitu gundah hatinya. Kegundahannya tersimpan begitu rapih dalam dada, tak seorang pun yang menyadari kegundahannya. Berbeda dengan biasanya, kegundahan muncul bukan karena kegalauan atau karena putus cinta. Tetapi datang dari ketakukatannya terhadap diri sendiri. Berbagai teori tentang kepribadian ganda begitu populer di dunia ini. Lelaki itu mengenalnya dengan sebutan Munafik. Ia begitu khawatir.. Khawatir dirinya akan kembali kepada kemunafikan. Saat berkumpul bersama orang-orang baik, begitu mudah ia berbuat baik. Tersenyum pada setiap orang, mengatakan hal-hal baik pada setiap orang, berusaha menghormati orang lain, bahkan bersikap seolah "aku adalah orang yang bersahabat dengan diri sendiri".
Postingan terbaru

Apa yang paling kau pikirkan?

  Rabu, 29 Maret 2017. Umurku saat ini sudah menginjak usia muda. kumis dan jenggot yang terus-menerus menawarkan dirinya untuk dicukur setiap hari jum'at menjadi saksi bisu, bahwa masa kecilku sudah tertinggal di belakang. Waktu yang tak mungkin kita alami kembali. Kursi coklat berlapis busa yang lembut, dengan senderan yang nyaman di sebuah ruangan komputer, suasana hening dan desingan suara CPU. Berbagai pertanyaan tentang kehidupan mulai bermunculan di dalam kepalaku. "Apa arti nya hidup ini?" "Saat semua yang kulakukan ternyata sia sia?". Begitu banyak rasa sepi dan pengap yang hinggap di dalam dada. Beberapa orang sadar bahwa tidak semua wajah yang tersenyum belum tentu menandakan hati yang bahagia. Dunia saat ini dipenuhi oleh manusia bertopeng. Orang-orang berjalan di muka bumi ini tanpa jiwa. Masa muda mereka yang berkilauan seperti emas direnggut oleh kegelapan zaman. Setiap orang mengalami kegagalan dalam berpikir tentang kebaikan. Orang yang sebe

Tulisan Hati

Tulisan hanyalah goresan pena Kau tak tahu dari mana ia berasal Seperti hal nya bahasa yang kita gunakan kita tidak tahu dari mana ia berawal Bagaimana buku ini tercipta? Orang bisa belajar dan mengetahuinya. Lalu bagaimana orang itu tercipta? Sehingga ia bisa membuat buku ini? Mungkinkah semua ini hanya kebetulan? Ingatlah, kau punya hati. Di dalam sana kau berteriak Ada sesuatu yang mengatur Alam ini Kenapa kau berharap pada manusia?? Sedangkan mereka hanya membuatmu kecewa Berharap kepada-Nya. Tak ada satu pun orang yang kecewa, Kecuali mereka yang munafik. Bukankah kita berusaha? Menjadi umat terbaik di muka bumi?

Rindu Menggebu Kalbu

Kapan rasa rindu ini berakhir? Kunanti pertemuan yang indah itu Bertahun-tahun ku menanti Sebuah harapan yang membuat kita bersatu O Tuhan, Pantaskan aku untuk menikah Dengan wanita sholehah yang penuh cinta Di usia muda ini, kumohon Kau kabulkan Boleh kan? Aku hidup sederhana dengan harta dan cinta yang berlimpah Sehingga mudah bagiku mengucap rasa Syukur dan terhindar dari kufur karena Kau, Maha Pengabul.

Wajah Ceria Hati Bahagia

Bagaimana rasanya ketika Anda melihat seseorang tersenyum lebar saat melihat Anda?? Senang bukan? susana hati itu menular. Coba kita perhatikan, saat seseorang sedih ia cenderung menunjukan ekspresi wajah yang tidak nyaman. Ketika orang tersebut berkata-kata, ia cenderung mengucapkan hal-hal yang tidak menyenangkan, seperti keluhan, ketidakpuasan, keburukan, sampai mengumpat hal-hal yang sebenarnya tidak perlu. Kita akan ikut pusing berada di dekat orang seperti ini apalagi sampai harus mendengarkan keluhan-keluhannya yang banyak dan panjang. Perhatikan, suasana hati itu benar-benar menular. Saat seseorang senang pun sama. Wajahnya cenderung berseri-seri dan begitu ceria. Kita pasti ikut senang saat melihat wajahnya yang begitu ceria itu, kata-kata yang keluar dari mulutnya penuh dengan rasa syukur bahkan bisa jadi bersifat humoris karena berasal dari hati yang sedang senang. Kita betah dan ikut senang saat bersama dengan orang seperti ini. Itulah yang saya maksud, "Keluh kesa

Dunia Lebih Hina Dari Pada Bangkai Anak Kambing

Banyak orang yang mengejar kenikmatan dunia berupa harta, kekayaan, wanita, tahta, sampai kuota di zaman sekarang ini. Persaingan terjadi dimana-mana, sampai banyak sebagian orang yang menggunakan segala cara untuk mendapatkan kesenangan dunia. Seorang muslim tahu bahwa di dalam al-Quran (kitab suci mereka sendiri), Allah swt selalu mengingatkan hambanya. Sesungguhnya kenikmatan dunia ini hanyalah kenikmatan yang palsu (menipu). Bagaimana jadinya jika saat ini, datang kepada kita seorang penjual emas. Penjual emas itu mengatakan kepada kita dengan suara yang jelas, "Beli lah emas Palsu ini dariku". Tak peduli kita punya uang atau pun tidak, kita pastilah tidak akan mau membeli emas palsu yang ditawarkan penjual itu. Kenapa? alasannya hanya satu. Karena itu Palsu . Lalu kenapa? ketika Allah yang menciptakan kita dari saripati tanah dan yang telah menciptakan bumi seisinya serta menciptakan langit mengatakan "Sesungguhnya kenikmatan dunia ini hanyalah kenikmatan yang p

Langit di Atas Kost an

Pagi hari yang dingin di daerah Cipaku, UPI Bandung. Seperti biasanya, ku buka pintu kost an ku. Terlihat dengan jelas pemandangan dari sini. Langit di pagi hari, matahari yang mulai terbit, seolah mengintip dunia ini dari balik awan shubuh. Burung-burung ikut berkicauan diiringi suara kokok ayam yang gembira riang melihat cahaya matahari sampai ke bumi. Hatiku bergetar melihat hal ini, pohon-pohon berlapis embun pagi, bergerak pelan sembari menyambut datangnya matahari pagi. Hatiku masih bertanya akan hal ini. Apa yang sebenarnya kucari dalam hidup ini? kenapa hal-hal di dunia ini dengan mudahnya membuatku lupa akan tujuan hidupku? Ya, tujuan hidupku. Bahkan aku lupa akan tujuan hidupku. Sambil menghirup udara segar di pagi ini, ku coba mulai memikirkan kembali apa tujuan hidupku. Pikiranku melayang ke masa lalu dan berusaha mencari kenangan indah yang bisa mengingatkan tujuan hidupku. Akhirat. Itulah kata yang pertama muncul di benak ku. Entah apa maksudnya, aku memang meya